History

History Of GUPDI

Sejak berdirinya pada tahun 1941, Gereja Utusan Pantekosta dipimpin oleh Alm. Suster M.A van ALT. Dalam bukunya yang berjudul : “Herinneringen Uit Mijn Leven” (“Kenang - Kenangan Dari Kehidupanku”) Suster Alt menulis antara lain: “Dimana - mana tempat di Jawa Timur, Tuhan telah membuka banyak cabang. Mereka minta kepada kami untuk membawakan kabar injil sepenuh. Itulah hari - hari yang penuh Kesukaan dan Kuasa. Banyak orang sakit disembuhkan dan dibaptis dengan Roh Kudus. Konperensi diadakan dimana-mana dengan berpuluh - puluh penginjil, kadang-kadang berjalan sampai tiga hari berturut-turut, dimana diadakan doa dan puasa untuk orang-orang sakit.

Berkat anugerah Tuhan dinyatakan luar biasa karena Tuhan yang berkuasa - Gereja Utusan Pantekosta berbuah! Karena dipandang telah berjasa dalam hidupnya, oleh Pemerintah Belanda telah diberikan penghargaan “De orde van Oranye - Nassau”

Dalam periode ini, GUP yang pedoman memberitakan Injil Empat Segi (“Four Square Gospel”), yaitu :
- Yesus sebagi Juruselamat Dunia
- Tabib diatas segala tabib
- Pembaptis dengan Roh Kudus
- Raja diatas segala raja yang akan datang kembali

Telah mengalami kebangunan rohani yang besar-besaran, kuasa Roh Kudus bekerja seperti pada jaman para rasul-rasul, mujizat, kesembuhan ilahi, berkata-kata berbagai bahasa mulai bermunculan disana sini. Karya-karya dan pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus inilah yang sebenarnya merupakan ciri khas GUP pada awal berdirinya.

Almarhum Pendeta Jusak Poncoutomo (Ong Ngo Tjwan) adalah pendeta yang dipakai Tuhan luar biasa, banyak orang sakit medapat kesembuhan ilahi sekalipun hanya melalui percikan minyak. Dalam pelayanannya almarhum pernah menghentikan iring-iringan orang yang akan menguburkan jenazah, dengan kuasa Tuhan, almarhum membangkitkan jenazah/orang mati yang akan dikuburkan itu! Suatu kali, almarhum melihat ular dikebun, dan teringatlah akan Firman Allah dalam Markus 16:17-18 ‘....tanda-tanda yang menyertai orang percaya. ….. Mereka akan memegang ular …. “ Dan memang almarhum tidak terpengaruh apa-apa oleh gigitan ular itu.

Salah satu Gereja Utusan Pantekosta yang dirintis dan didirikan oleh almarhum adalah Gereja Utusan Pantekosta di Lumajang, Jawa Timur yang sekarang kita sebut dengan Gereja Utusan Pantekosta Jemaat Lumajang (GUPDI Lumajang).

Sejarah GUPDI Lumajang

Di tahun 1970, Pendeta Pilipus Johanaedi Saputra dan istri (Pdt. Evelyn Lilik Setiawati) memutuskan untuk pindah ke Lumajang setelah Ps. Pilipus diberikan pilihan antara melanjutkan sebuah gereja dengan berjemaatkan 2 jiwa saja atau memimpin gereja yang sudah berkembang. Lalu, Ps Pilipus dan istri berdoa dan meminta tanda dan visi kepada Tuhan, lalu sebuah penglihatan dinyatakan kepada istri Ps. Pilipus dimana dia melihat sebuah sumur dengan air yang terisi penuh, bahkan melimpah ruah.

Disitulah mereka memahami bahwa mereka diutus untuk menyatakan kasih Tuhan dan firmanNya kepada jemaat di kota Lumajang. Pada awalnya, tidaklah mudah bagi mereka, namun hati mereka rindu untuk melayani jemaat Tuhan.

Pada tahun 1980 an, merupakan tahun dimana Ps. Pilipus dan istri memutuskan untuk membangun gereja menjadi lebih besar karena pertumbuhan jemaat yang signifikan. Ps. Pilipus dan istri berusaha maksimal untuk dapat mengumpulkan dana sehingga mereka dapat mulai membeli lahan untuk membangun gereja menjadi lebih besar.

Dan di tahun 1990 an, Ps. Pilipus dan istri memutuskan untuk membangun gereja untuk yang kedua kalinya, dikarenakan pertumbuhan jemaat yang terus bertumbuh setiap harinya. Ini menunjukkan betapa Tuhan menyatakan kesetiaanNya kepada Ps. Pilipus bahwa Ia akan memakai Ps. Pilipus dan keluarganya untuk menjadi berkat bagi jemaat di Lumajang.

Seiring berjalannya waktu, Ps. Pilipus memutuskan untuk mementori dan mempersiapkan Ps. Daniel Sugianto untuk melanjutkan visi dan kepemimpinan gereja yang telah Tuhan berikan kepada Ps. Pilipus.

Pada tahun 2000 an, Ps. Daniel Sugianto dan istri, Ps. Suzana Christinawati (Anak dari Ps. Pilipus) telah ditahbiskan oleh Ps. Pilipus dan Majelis Sinode GUPDI, untuk memimpin generasi berikutnya dari gereja dan melanjutkan kepemimpinan gereja.

Pada tanggal 5 November 2014, Ps. Pilipus kembali kepada Bapa di surga dan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Ps. Daniel Sugianto dan Ps. Suzana Christinawati untuk melanjutkan visi yang Ps. Pilipus dapatkan dari Tuhan untuk menjadi berkat dan mercusuar bagi sesama dan bagi kota mereka, Lumajang dan juga negeri mereka.

Pada tahun 2017, Ps. Sugianto memutuskan untuk merenovasi dan membangun kembali gereja untuk yang ketiga kalinya, dimana para jemaat Tuhan ikut ambil bagian bersama bagi pertumbuhan gereja dan menjadi mercusuar bagi masyarakat di kota Lumajang, Jawa Timur.

Tanggal 7 Juli 2018, merupakan hari di mana Ps. Evelyn Lilik Setiawati kembali kepada Bapa di surga dan selama masa ini, pertumbuhan jemaat Tuhan di GUPDI Lumajang semakin pesat dan mencapai 1000 jiwa, dibawah kepemimpinan Ps. Daniel Sugianto dan Ps. Suzana Christinawati.