Awal bulan Juli 2011 kami berkunjung ke salah satu panti tunanetra di Jakarta, sekaligus mengadakan gunting rambut serta pengobatan gratis. Panti yang didirikan oleh seorang yang juga tunanetra ini sebagian besar dihuni oleh anak-anak. Tentu kita semua tahu sifat anak-anak bukan? Kadang membuat senang, tetapi tidak jarang, juga membuat kesal. Selama berkunjung, perhatiaan saya tertuju kepada para pengasuh dan pengajar yang sebagian besar masih berusia muda. Saya mengamat-amati saat-saat mereka melayani anak-anak yang sedang ngambek dan yang sedang memberontak. Saya terharu, ketika melihat mereka dengan sabar dan lemah lembut melayani anak-anak. Tidak ada kata-kata yang kasar atau pun nada-nada marah pada waktu melayani anak yang menjengkelkan sekalipun, meskipun mereka bukan saudara kandung anak-anak tersebut. Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa kasih memampukan kita melayani siapa saja.
Topik kita hari ini adalah kasih. Perikop yang baru saja kita baca menjelaskan Yesus keliling dari kota ke desa. Tentu pengertiaannya bukan hanya satu kota atau pun satu desa, melainkan sudah melewati beberapa kota dan juga desa. Alkitab berkata Yesus berbelas kasihan kepada orang-orang yang telah dilaluinya ketika melewati kota dan desa. Pada dasarnya perikop ini menjelaskan bahwa Tuhan rindu ada orang-orang yang berbelas kasihan ketika melihat jiwa-jiwa yang perlu dilayani dan diselamatkan melalui Injil. Dimulai dari hati yang penuh kasih.
Tanpa kasih Anda tidak akan dapat melayani dengan maksimal. Seperti Tuhan Yesus dan para pengasuh Panti asuhan tadi, mereka sanggup melayani karena kasih. Mari renungkan. SP