Renungan Harian
Jumat, 12 Jul 2024

Berdoa Ketika Perlu

Baca : Mazmur 33:1-22


“Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!” (Mazmur 33:20)

Malinowsky, seorang antropolog. Dalam salah satu bukunya mengemukakan hasil pengamatannya kepada sebuah suku semi-primitif di daerah Pasifik, yang rata-rata penduduk laki-lakinya adalah nelayan. Ketika cuaca bagus, para nelayan itu meluncur ke laut begitu saja. Tapi di bulan-bulan lainnya, ketika cuaca buruk dan berbahaya, para nelayan itu sebelum melaut selalu melakukan upacara keagamaan terlebih dahulu. Mereka memohon pertolongan kepada "Yang Berkuasa," agar melindungi mereka dari segala mala petaka. Kesimpulannya, kata Malinowsky, ketika sesuatu dapat dikerjakan sendiri oleh tangan manusia, maka mereka tidak memerlukan bantuan dari luar, manusia sudah cukup. Tuhan tak perlu ikut-ikutan. Baru ketika keadaan bertambah buruk, tak bisa lagi dikendalikan oleh manusia, maka saatnya untuk membutuhkan “Yang Kuasa.”

Ironis sekali, jika konsep Tuhan bagi orang percaya seperti orang yang tidak mengenal Allah. Tuhan kita bukan Tuhan yang seenaknya diatur-atur. Datang kepada-Nya di saat kita perlu bantuan-Nya. Berdoa hanya saat kita membutuhkan Dia. Kita anggap Tuhan sebagai apa di saat kita mampu mengatasi persoalan kita? Paradigma inilah yang harus diubah. Tuhan kita adalah Tuhan sembahan kita, bukan pembantu kita. Dalam keadaan apa pun kita wajib dan menjadi keharusan kita untuk terus menyembah-Nya.

            Berdoa bukan pada saat “ketika.” Ketika ada masalah berdoa, ketika tidak ada masalah tak perlu berdoa. Seharusnya berdoa itu “selalu.” Karena doa merupakan ekspresi persekutuan kita dengan Tuhan. Berdoa bukan karena kita membutuhkan Tangan Tuhan, tetapi karena kita membutuhkan Pribadi-Nya. SP


TUHAN RINDU KITA MENGINGINKAN PRIBADINYA, BUKAN PERBUATAN-NYA SAJA