Setelah mengepung kota Roma pada tahun 1849, Garibaldi mengeluarkan pernyataan yang ditujukan kepada para pengikutnya, “Wahai semua prajurit, seluruh usaha kita melawan kekuatan musuh yang lebih besar itu telah sia-sia. Aku tidak dapat menjanjikan apa-apa kepada kalian, kecuali kelaparan, kehausan, kesulitan dan kematian. Namun demikian aku memanggil semua orang yang mencintai tanah airnya untuk bergabung dengan aku ...” Hasilnya? Ada beratus-ratus prajurit yang mengikutinya. Hal yang sama terjadi dengan Shackleton, ketika ia mencetuskan usahanya untuk perjalanan ke kutub selatan, ia mengajak siapa pun dengan sukarela mau bergabung dengannya. Dia tidak menjanjikan apa-apa, kecuali kesulitan-kesulitan yang akan di hadapinya. Namun apa yang terjadi? Begitu banyak orang yang melamar untuk ikut serta dalam petualangan itu.
Melihat contoh-contoh di atas, mestinya gereja sekarang harus belajar kembali untuk mengajarkan orang bukan ke jalan yang mudah saja, melainkan mempersiapkannya juga menghadapi tantangan yang tidak mudah. “Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah srigala.” itu artinya: Tuhanlah yang menyuruh kita, Tuhanlah yang menempatkan kita di tengah-tengah srigala itu. Itulah situasi yang Yesus gambarkan kepada murid-murid-Nya. Yesus bukan mengutus kita ke tempat yang aman dan nyaman saja, melainkan juga ke tempat yang penuh dengan resiko.
Sahabat Gandoem Mas, oleh sebab itu jangan lengah oleh karena berkat-berkat-Nya, tetapi dalam keadaan apapun, tetaplah berpegang kepada Tuhan. Jika Tuhan ijinkan penderitaan itu datang, maka kita akan tetap teguh berdiri dalam iman. SP