Seorang anak bertanya kepada ayahnya, "Ayah, bagaimana asal mula terjadinya Perang Dunia I?" Sang ayah menjawab, "Begini, Nak. Perang Dunia I bermula karena Jerman menyerang Belgia." Tiba-tiba istrinya menyela, "Katakan kepadanya apa yang sesungguhnya terjadi. Perang itu bermula karena ada seseorang yang dibunuh." Suaminya dengan cepat menjawab, "Siapa sih sebenarnya yang harus menjawab pertanyaan, kamu atau aku?" Si istri pun segera meninggalkan ruangan dan membanting pintu sekeras mungkin. Ketika getaran di ruangan itu sudah berhenti, keheningan mulai menyebar di ruangan tersebut. Lalu anak itu berkata, "Baiklah, Ayah tidak perlu menceritakan kepada saya bagaimana suatu perang bermula. Sekarang saya sudah tahu!"
Surat yang dituis oleh Paulus kepada jemaat di Efesus ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus. Dalam perikop kita hari, jika kita perhatikan kata satu, diulang berkali-kali. Itu artinya, betapa pentingnya jemaat menjaga sebuah kesatuan. Paulus berharap jemaat di Efesus hidup rukun dalam kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus. Setiap orang yang telah percaya kepada Kristus harus menpunyai kesadaran bahwa mereka telah dipersatukan di dalam Kristus, meskipun sedang berada dalam perbedaan. Apa pun masalah yang terjadi, tidak boleh membuat perpecahan dan bahkan permusuhan, karena setiap orang percaya berada dalam satu tubuh, yaitu tubuh Kristus.
Sebagai orang percaya, saya dan Anda harus mewujudkan kasih Kristus dalam kehidupan kita. Kita boleh berbeda status sosial, warna kulit dan bahkan boleh berbeda pendapat, namun hal-hal itu tidak boleh membuat kita bermusuhan. SP